Achmad Sarjono
Achmad Sarjono
  • Aug 10, 2022
  • 6926

Ini Curhatan Peternak Burung Puyuh di Masa Pandemi Saat Dikunjungi Babinsa Wringinanom

GRESIK, – Dalam menunjang tugas pokok Babinsa, kegiatan komunikasi sosial (Komsos) diwilayah binaan rutin dilaksanakan. selain berguna untuk mempererat hubungan silaturahmi, juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan situasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan wilayah dan masyarakat binaan.

Dalam kegiatan Komsos kali ini, Pelda Yazid Babinsa Koramil 0817/02 Wiringanom berkunjung ke salah satu peternakan burung puyuh milik Abdul yang berlokasi di Desa Wates Tanjung, Kecamatan Wiringanom, Rabu (10/8/2022).

Saat berada dipeternakan Pelda Yazid disambut hangat oleh ibu Ani yang merupakan istri dari Pak Abdul. Pelda Yazid mengatakan, “Ternak burung puyuh merupakan usaha cukup menjanjikan terutama dimasa pandemi. karena masih belum banyak persaingan diusaha yang sama, selain itu modal usaha ini burung puyuh lebih kecil dibandingkan dengan usaha ternak lain seperti ternak ayam, kambing atau sapi yang harus mempunyai kandang yang besar dan modal yang besar”. Kata Pelda Yazid.

“Dalam usaha ternak puyuh seperti ini seharusnya bisa dikembangkan, dengan bekerjasama dengan warga atau beberapa rumah makan sehingga memiliki konsumen tetap, apabila mulai berkembang bisa dijadikan sebagai peluang kerja yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat daerah”, tambahnya.

Saat bersama Pelda Yazid, ibu Ani menyampaikan suka dukanya sebagai peternak burung puyuh selama dimasa pandemi covid-19, “Sukanya, kondisi sekarang telur burung puyuh masih banyak peminatnya. Disamping perawatannya lebih mudah dari ternak unggas yang lain, puyuh kalau sudah tidak bertelur, dagingnya juga bisa dijual. Tak hanya itu, kotoran atau feses dari burung puyuh ini bisa diolah menjadi pupuk organik.

Jadi semuanya dari usaha ini memiliki nilai jual sehingga pendapatan atau keuntungannya sangat besar. Dari 1000 ekor burung puyuh, dapat menghasilkan telur sebanyak 9-10 kg/perhari dan menghabiskan pakan sekitar 25-30 kg. Namun masih belum bisa memenuhi tingginya permintaan sehingga pemasaranya hanya wilayah sekitar saja”. Paparnya.

“Dukanya sempat dirasakan disaat awal pandemi, bahwa penjualan burung dan telur puyuh sangat merosot drastis, walaupun bisa menjual tapi harga pakan ternak yang kami beli dipasaran harganya tidak stabil bahkan cenderung naik, itu yang menjadi kendala kami, tetapi alhamdulillah sekarang penjualan kami sudah mulai berangsur pulih dan kembali bangkit, kami para peternak kecil sangat berharap support dari Pemerintah dalam bentuk bantuan modal, agar kami bisa semakin lancar dalam mengembangkan usaha peternakan burung puyuh ini.” pungkasnya. (Pen/Jon)

Bagikan :

Berita terkait

MENU